SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI




Berasal dari kata anthropas yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Menurut havilan (1994) antropologi adalah studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generelisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertia yang lengkap mengenai keaneka ragaman manusia. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul dibumi, ciri-ciri fisik manusia dan mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memiliki kebiasaan yang antropologi berbeda pada masa lalu dan masa sekarang.
A. Fase-Fase Perkembangan Ilmu Antropologi
1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
            Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad (sejak akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa pengaruh bagi berbagai suku bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisan buah tangan musafir,pelaut,pendeta,penyiar,agama nasrani,penerjemah Kitab injil, dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah perjalanan , laporan dan sebagainya. Dalam buku-buku tersebut terdapat berbagai Pengetahuan berupa deskripsi tentang adat-istiadat,susunan, masyarakat, dan cirri-ciri fisik dari beragam suku bangsa baik Afrika, Asia, Osenia (yaitu kepulauan dilautan teduh) maupun suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Bahan deskripsi itu (disebut ‘etnografi’ dari kata ethos =bangsa) sangat menarik karana berbeda bagi bangsa Eropa Barat kala itu.
            Padas permulaan abad ke-19 perhatian terhadap himpunan Pengetahuan tentang masyarakat, adat-istiadat dan ciri-ciri bangsa-bangsa diluar eropa dari pihak dunia ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.
2. Fase Kedua (Kira-kira Pertengahan  Abad ke-19)
            Intregasi yang sungguh-sungguh baru, timbul pada pertengahan abad ke-19. Karangan-karangan etnografi tersebut tersusun berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat. Secara singkat, cara berfikir itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat yakni dalam jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya,dari tingkat-tingkat yang rendah,melalui beberapa tingkat antara,sampai ke tingkat-tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat-tingkat tertinggi. Bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia yang tertinggi itu adalah bentuk masyarakat dan kebudayaan seperti yang hidup di Eropa barat dulu itu.
            Kemudian timbul pula beberapa karangan hasil penelitian tentang sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa dimuka bumi. Disini pun kebudayaan bangsa-bangsa diluar Eropa iu dianggap sebagai sisa-sisa dan contoh-contoh dari kebudayaan manusia yang kuno sehingga dengan meneliti kebudayaan bangsa-bangsa diluar eropa itu orang dapat menambah Pengetahuan tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia.Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dalam fase perkembangannya yang kedua ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal;2 dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingka-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah  penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (Permulaan abad ke-20)
            Padas permulaan abad ke-20,sebagian negara penjajah di Eropa berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaannya didaerah-daerah jajahan diluar eropa. Untuk keperluan pemerintah jajahannya tadi, yang waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-bangsa terjajah diluar eropa, maka ilmu antropologi sebagai ilmu yang jusru mempelajari bangsa-bangsa di derah-daerah diluar eropa itu, menjadi sangat penting.
            Suatu ilmu antropologi dengan sifat-sifat yang terurai tadi, terutama berkembang diinggris sebagai Negara penjajah yang utama dan juga dihampir semua Negara kolonial lainnya. Amerika serikat pun bukan Negara colonial, tetapi telah mengalami berbagai masalah yang berhubungan dengan suku-suku bangsa Indian penduduk pribumi benua Amerika, kemudian terpengaruh oleh ilmu antropologi yang baru tadi.
            Dalam fase ketiga ini ilmu anropologi menjadi suatu ilmu yang praktis,dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut; mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah kira-kira 1930)
            Dalam fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan Pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Selain itu kita lihat adanya dua perubahan diduania:
a. Timbulnya antipasti terhdap kolonialisme sesudah Perang Dunia  II.
b.  Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah Perang Dunia II memang hampir tidak ada lagi dimuka bumi ini.
            Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua,yaitu tujuan akademikaldan tujuan praktisnya.Tujuan akademisnya adalah mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya,masyarakat,serta kebudayaannya.

Komentar

Postingan Populer